Pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya
yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian
dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan
yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas
produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan
akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap
lingkungan (Kasumbogo Untung, 1997).
Pertanian
berkelanjutan adalah pertanian yang berlanjut untuk saat ini, saat yang akan
datang dan selamanya. Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan
tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Suatu sistem pertanian itu bisa
disebut berkelanjutan jika memiliki sifat-sifat sbb:
Mampertahankan
fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri
Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi.
Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi.
Beberapa
Pendekatan Kegiatan Yang Menunjang Pertanian Berkelanjutan
Beberapa
kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam
meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang,
meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat
pedesaan adalah sebagai berikut:
1.
Sistem Rotasi
dan Budidaya Rumput
Sistem
pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan memberikan tempat
bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang ditanami rumput
berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya pemberian
pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi
pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan dengan rumput atau
kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak dapat
menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk areal pertanian.
2.
Tanaman
Pelindung
Penanaman
tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim panen tanaman
sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat termasuk menekan
pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi
dan kualitas tanah.
3.
Agroforestri
(wana tani)
Agroforestri
merupakan suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana tanaman semusim
maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasi membentuk suatu tajuk
yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air
hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik secara ekologi maupun
ekonomi.
Beberapa
keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri ini
antara lain:
•
Dapat diperoleh secara berkesinambungan hasil tanaman-tanaman musiman dan
tanaman-tanaman tahunan.
•
Dapat dicegah terjadinya serangan hama secara total yang sering terjadi pada tanaman
satu jenis (monokultur).
•
Keanekaan jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri memungkinkan
terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara berlapis ke arah
vertikal. Adanya struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat melindungi tanah
dari hempasan air hujan, karena energi kinetik air hujan setelah melalui
lapisan tajuk yang berlapis-lapis menjadi semakin kecil daripada energi kinetik
air hujan yang jatuh bebas.